TEMPO Interaktif, KENYA - Sedikitnya 100 orang dilaporkan tewas menyusul ledakan saluran pipa minyak di ibu kota Kenya, Nairobi, Senin 12 September 2011.
"Kami perkirakan jumlah korban tewas lebih kurang 100 orang," kata juru bicara kepolisian setempat, Thomas Atuti, seperti dikutip kantor berita AFP.
Wartawan setempat mengatakan kepada BBC, mereka telah menghitung jumlah korban ledakan, ada sekitar 100 mayat tergeletak akibat ledakan pipa gas di kawasan Lunga Lunga.
"Petugas pemadam kebakaran berusaha keras memadamkan api agar tak mengancam kawasan permukiman di dekatnya," ujarnya.
Pipa minyak yang meledak tersebut membentang dari ibu kota Nairobi hingga ke pelabuhan udara. Pipa juga melintasi kawasan permukiman padat penduduk. Lebih dari 80 orang, jelas petugas, terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena cedera.
"Kami mengangkut para korban yang sebagian besar terbakar dengan ambulans," kata juru bicara petugas kesehatan. Reuters melaporkan kebakaran diakibatkan puntung rokok yang dibuang sembarangan.
Untuk menghindari jumlah korban, polisi dan tentara dikerahkan untuk mengevakuasi penduduk yang tinggal tak jauh dari bentangan pipa minyak. Petugas juga melarang penduduk mengumpulkan minyak yang tercecer akibat pipa minyak bocor.
"Tiba-tiba ada suara ledakan keras dan asap disertai api membubung ke udara," kata warga setempat, Joseph Mwego.
Peristiwa serupa pernah terjadi pada 2009 lalu di Kenya yang menewaskan 100 orang di Molo setelah api membakar sebuah tanker yang kelebihan muatan. Hampir semua korban tewas saat mereka mengumpulkan minyak yang tercecer.
BBC | REUTERS | CA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar