Yunanto Wiji Utomo | Robert Adhi Ksp
NASA Ilustrasi Corot-20b
Planet ini ditemukan tahun 2011 lewat misi European CoRoT, teleskop antariksa yang memburu planet dengan melihat kedipan cahaya bintang saat suatu planet melewati muka bintang tersebut. Penemuan juga dibantu dengan instrumen HARPS di observatorium Chile untuk mengonfoirmasi keberadaan planet dengan melihat "goyangan" akibat tarikan gravitasi planet.
Kombinasi dua teknik itu berhasil mengungkap bahwa Corot-20b memiliki orbit elips dan mengelilingi bintang induknya (Corot-20) pada jarak terjauh 13.463.820 kilometer. Astronom juga berhasil mengungkap ukuran dan massa Corot-20b. Diketahui, ukuran planet tersebut hanya 4/5 Jupiter namun massanya mencapai 7 kali Jupiter.
Massa jenis tinggi
Astronom menaruh perhatian pada rasio ukuran dan massa planet. Dengan rasio yang begitu "jomplang", Corot-20b menjadi salah satu planet dengan massa jenis atau kepadatan tertinggi. Teori umum tentang planet gas raksasa mengungkapkan bahwa setiap planet gas tersusun atas inti padat dan dikelilingi oleh atmosfer gas yang tebal.
Jika teori itu benar, maka massa inti Corot-20b adalah 50-77 persen dari massa planet. Ini sangat kontras dengan massa inti Jupiter yang hanya 15 persen massa total. Astronom mengungkapkan bahwa untuk bisa memiliki inti yang begitu massif, Corot-20b harus "melanggar" proses pembentukan planet yang kini diyakini para astronom.
Konon, planet terbentuk dari debris yang mengelilingi bintang yang baru terbentuk, disebut piringan protoplanet. Sejumlah planet dan asteroid bisa terbentuk lewat proses tersebut. Bila proses yang sama terjadi pada Corot-20b, maka planet tersebut harus menyedot semua atom dari unsur yang lebih berat dari helium untuk bisa memiliki inti padat.
"Ini sesuatu yang sulit untuk dipercaya dan diakui kebenarannya," kata Magali Deleuil dari Laboratory of Astrophysics of Marseilles di Perancis, seperti dikutip National Geographic, Rabu (22/2/2012).
Memang ada kemungkinan lain, di mana unsur berat di planet tersebar di atmosfer, bukan hanya ada di inti. Tetapi, ini juga sulit dipercaya. Sebab, jika benar, planet ini akan menjadi planet tipe baru.
Bisa juga, planet dulu berukuran lebih besar, kemudian unsurnya tersedot oleh bintang induk. Tapi, jarak bintang induk dan Corot-20b tidak memungkinkan terjadinya hal ini.
Hingga saat ini, jawaban pasti tentang sebab tingginya massa jenis Corot-20b belum diketahui. Penelitian tentang jumlah planet yang ada di sistem Corot-20 sedang dilakukan untuk mendapatkan jawaban.
Temuan Corot-20b dipublikasikan di Astronomy & Astrophysics yang terbit bulan Februari 2012.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar