MENYELAMI DUNIA DENGAN ILMU HINGGA MENEMBUS AKHERAT TANPA KEBODOHAN

ASSALAMU 'ALAIKUM

"Ahlan wa shalan, yaa akhi wa ukhti. jazakallahu khairan katsiiran (semoga Allah membalas lebih dan banyak) atas silaturrahim kalian ke blog saya yang fakir dan dhaif ini."

Senin, 20 Juni 2011

BANJIR CINA BERKUASA

Banjir di Cina, 170 Tewas dan Hilang
Hampir 1.000 perusahaan lumpuh dan 7.000 rumah roboh. Kerugian mencapai 6 miliar yuan.

(Aries Setiawan, Lutfi Dwi Puji Astuti)

Banjir Di China (AP Photo)
VIVAnews - Sebanyak 170 orang tewas dan hilang akibat banjir yang melanda bagian timur dan selatan Cina. Lebih dari lima juta orang bahkan harus mengungsi akibat banjir di China timur.

Banjir yang melanda tak hanya menyengsarakan warga tapi juga memicu kenaikan harga pangan. Hujan deras yang mengguyur daerah besar dari Hubei dan provinsi Zhejiang juga mengakibatkan lebih dari 1 juta hektar (432.200 hektar) lahan pertanian terendam air.

Bahkan hampir 1.000 perusahaan lumpuh tak bisa beroperasi dan 5,7 juta orang tidak bisa beraktivitas normal. Akibat banjir besar ini, lebih dari 7.000 rumah roboh dan rusak. Ditaksir, kerugian akibat banjir mencapai 6 miliar yuan ($ 930.000.000).

Hujan lebat yang mengguyur juga memicu tanah longsor dan mengubur rumah-rumah serta menewaskan dua orang di Zhejiang kabupaten Changshan. Banjir juga menelan 2 korban tewas dan dua orang hilang tersapu arus di Hubei.

Banjir yang mengakibatkan 170 orang tewas dan hilang ini membuat beberapa jalan kereta api diblokir. Akibatnya, pasokan bantuan pun sempat terhenti. Biro cuaca di Cina memperkirakan bahwa cuaca akan kembali cerah pada Senin, esok hari.

Seperti diberitakan Xinhua, banjir kali ini merupakan banjir terburuk dalam 20 tahun terakhir. Akibat banjir ini produksi sayur berkurang 20 persen dan menyebabkan kelangkaan buah dan biji-bijian. Harga sayuran bahkan melambung tinggi hingga 40 persen, menambah tingkat inflasi 5,5 persen.

Meski kenaikan indeks harga konsumen yang dilaporkan pekan lalu sejalan dengan harapan, tapi lebih tinggi dari 5,3 persen bulan April dan 5,4 persen bulan Maret. Biro Statistik Nasional Cina mengatakan faktor utama adalah 11,7 persen lonjakan harga pangan.

Harga pangan yang melambung disebut-sebut terjadi akibat dampak banjir yang juga dilaporkan terjadi di provinsi timur Anhui dan Jiangxi. (sj)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar